Sejarah Pagar Nusa



Nusa pagar sebagai organ di bawah naungan NU bertugas mengeksplorasi, mengembangkan, dan melestarikan warisan seni bela diri dan wali songo budaya seni bela diri khususnya di Indonesia pada umumnya.
      
Dibentuk dan didirikan oleh pendirinya tahun 1828 sampai dengan 27 Agustus 1915 NUSA LPSNU FENCE DAN tanggal 3 Januari 1986 Formulir FENCE IPSNU NUSA sebagai Otonom nahdiyin / NU Dan lainnya Kediri sekolah Lirboyo pesantren di Jawa Timur. Keputusan NU tentang pengesahan pendirian dan pengelolaan melewati 9 Dzulhijjah 1406/16 Juli 1986. Mulai dari perawatan dan kekhawatiran tentang penurunan dunia serta di sekolah asrama militer pengadilan. Meskipun awalnya sumber seni bela diri kebanggaan yang menyatu dengan kehidupan pesantren dan kegiatan.Tanda - tanda kesurutan meliputi: Kehilangan peran sebagai sekolah asrama padepokan seni bela diri. Awalnya sebuah pesantren dapat digambarkan sebagai kegiatan pusat seni bela diri. Kiai atau pengasuh asrama Ulama 'sekolah selalu membekali diri dengan pengetahuan tentang seni bela diri pada aspek tertentu atau kekuasaan karama dikombinasikan dengan seni bela diri. Pada saat itu Kiai bersamaan dengan seni bela diri prajurit.Di sisi lain proliferasi pertumbuhan perguruan seni bela diri yang lahir seperti musim hujan jamur. Dengan semua keragaman baik dari segi agama, aqidah atau keimanan, satu lagi ditutup menganggap dirinya. Terbaik dan paling kuat Kebanyakan daerah sehingga pertumbuhan menjamur dan jatuh setelahnya. Untuk alasan itu, ketika H. Suharbillah bertemu K.H. Mustofa Bisri dari Rembang dan sambatan tentang nya NU bela diri khusus mendamaikan dia dengan KH Agus Maksum Jauhari bela diri sudah terkenal seni ahli.Situasi demikian mendorong sarjana kepemimpinan pesantren, prajurit dan seni bela diri angka untuk musyawarah khususnya mencari jalan keluar, yang membuat wadah khusus yang mengelola seni bela diri NU. Di H Muharrom 12 1.406 27 September 1985 bertepatan dengan para ulama berkumpul dan prajurit Tebuireng Jombang di pondok pesantren di Jawa Timur untuk diskusi dan sepakat untuk membentuk sebuah wadah perawatan NU khusus seni bela diri. Konsultasi ini dihadiri oleh para pemimpin dari Jombang seni bela diri lokal, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Cirebon, Kalimantan dan Kediri. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa itu akan segera membentuk wadah Pencak Silat NU.Team Building Universitas Keputusan Resmi Persiapan Pendirian Pencak Silat milik NU melewati 27 Rabiul Awal 1406/10 Desember 1985 dan berlaku sampai dengan 15 Januari 1986.Musyawarah yang diadakan di asrama sekolah Lirboyo Kediri Jawa Timur pada tanggal 3 Januari 1986. pertmuan para pemimpin yang hadir dari seni bela diri, antara lain Pasuruan, Ponorogo, Jombang, Nganjuk, Cirebon, Kalimantan, Lumajang, dan Kediri. Sementara utusan dari PWNU Jawa Timur K. Bukhari Susanto dari Lumajang dan K. Suhar Billah SH.LL.T dari Pondok Pesantren An Najiyah Sidosermo Surabaya.Dalam pertemuan itu disepakati bahwa komposisi Jawa Timur sehari-hari yang merupakan cikal bakal dari komite sentral sebagai berikut:
      
Ketua: KH. Agus Maksum Djauhari
      
Sekretaris: Drs. H. Fuad Anwar
      
Chief Executive: KH. Drs. Abdur Rahman Othman
      
Ketua I: H. Suhar Billah, SH.LLT
      
Sekretaris: Drs. H. Fuad Anwar
      
Sekretaris: Drs. Kuncoro
      
Sekretaris II: Ashar LamroNama adalah Institut setuju Pencak Silat disingkat NU LPSNU. Pada saat pendengaran oleh NU Jawa Timur Daerah Dewan mengusulkan nama oleh KH. Anas Thohir sebagai NU Jawa Timur Daerah Dewan adalah Pencak Silat NU Pagar Nusa yang berdiri dati pagar NU dan Bangsa. Nama itu diciptakan oleh KH. Mujib Ridlwan dari Surabaya, putra KH. Ridlwan Abdullah, pencipta lambang NU. Simbol terdiri dari lima istilah dengan warna dasar hijau dengan bola dunia di dalamnya, tidak ada tertulis pita depan Laa Gholiba illa billah artinya ada yang menang kecuali dengan pertolongan Allah. Dilengkapi dengan sembilan bintang dan trisula sebagai simbol seni bela diri. Simbol pada diusulkan oleh H. Suhar SH.LLT Billah. yang kemudian disempurnakan dan diubah menjadi pentagon oleh peserta lokakarya di asrama sekolah tebu III Ireng Jombang. KH. Sansuri Baidlowi sebagai sesepuh dan penasihat yang hadir dalam acara tersebut menegaskan bahwa
      Logo itu berbunyi: Laa illallah Gholiba
      Diubah menjadi: Laa Gholiba illa BillahUntuk menetapkan susunan Dewan di National, NU membuat kesdiaan surat lamaran ditunjuk administrator. Surat lamaran ditandatangani oleh Ketua NU KH. Abdurrahman Wachid dan Rais Aam KH. Achmad Sidiq (Insya Allah signature KH Achmad Siddiq. Adalah tanda tangan terakhir).
      Pencak Silat NU Pagar Nusa Institute dalam memenuhi tuntutan organisasi saya mengadakan Majelis Umum yang diadakan di asrama sekolah Zainul Hasan Islam di Jawa Timur Genggong Kraksaan Probolinggo. Kesediaan surat yang ditandatangani oleh KH diduduki. Saifurrizal (Insya Allah adalah tanda tangan terakhir). Penentuan tanggal pelaksanaan ditentukan oleh Kiai Majelis Umum Saya memiliki 20-23 September 1991 yang merupakan tanggal kematiannya adalah 100 hari. Jadi pada saat pembukaan diadakan tahlil pertama. Sesuai dengan hasil Muktamar NU di Cipasung, Pencak Silat NU Pagar Nusa Institute lembga untuk mengubah status badan otonom. Kemudian di NU di Lirboyo Kediri Muktamr Badan Otonom kembali statusnya berubah menjadi Institut.
      Pagar II Nasional Konferensi yang diadakan di Las Padepokan IPSI Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta pada 22 Januari 2001, yang diikuti perwakilan dari LPS NU Territories pagar Nusa yang ada di seluruh Indonesia, antara lain: Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Riau , Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Khusus untuk Jawa Timur postscript adalah pengembangan pusat Pagar Nusa IPS NU mengerhakan semua cabang yang ada di 35 kabupaten / kota di Jawa Timur dan perwakilan dari pondok pesantren untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan Sidang Umum II di Jakarta. Pada Konferensi Nasional dibuka oleh KH II. Abdurrahman Wachid yang pada saat itu adalah Presiden keempat. Agenda yang dibahas dalam Konferensi Nasional II, antara lain:Ø Organisasi: Membahas masalah Aturan Dasar dan Rumah Tangga Peraturan (PD / PRT) LPS NU Pagar Nusa.Ø SURE-an: Membahas masalah SURE dan perangkat lainnya yang meliputi seragam dan atribut, keanggotaan, dan pembinaan.Ø Teknik dan Jutsu: Diskusikan, mengeksplorasi dan menyempurnakan langkah yang telah diselenggarakan oleh IPS Pagar Nusa NU kemudian didokumetasikan dalam bentuk Hard Copy (buku) dan Soft Copy (VCD kaset).Saat IPS NU Pagar Nusa memiliki seragam khusus, antara lain:Ø Seragam AtletKemeja dan celana hitam dengan lencana IPSI dan dada lencana tepat di samping kebesaran dada Nusa pagar pos datang sabuk hijau diikat dengan simpul di sebelah kanan.Ø Seragam Angkatan Core (SURE) AnakKemeja lengan panjang hitam, celana hitam, sepatu hitam PDH menggunakan atribut yang telah ditetapkan.Ø Seragam Angkatan Core (SURE) PutriBlaser (mantel) hitam, syal hitam, celana hitam dan hitam PDH sepatu dengan atribut yang telah ditetapkan.Ø Seragam DewanShirt dan celana hitam, mengenakan mantel putih dan hitam berkopyah hitam sepatu PDH.Ø Uniform Dewan KhosSebagai dewan seragam ditambah simbol khususØ Seragam KebesaranJubah hitam yang hanya dikenakan pada acara-acara nasional.
Gus maksum peran dalam penindasan PKISetelah dipisahkan dari kolonialisme Belanda, sejarah Indonesia masih menghadapi banyak masalah di berbagai bidang, kususnya ekonomi, sosial, politik, dan keamanan. Berbagai masalah datang dan pergi, dan yang paling tragis dan tercatat dengan tinta merah adalah peristiwa G-30 / S PKI (GESTAPU) Yang merupakan usaha PKI untuk merebut kekuasaan negara. Lirboyo Peran Sentral Dalam PKI Saat Crushing meletus Lirboyo acara G-30S/PKI adalah orang kiblat perjuangan di eks-Karisedenan Kediri. Peran sentral yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah panjang masyarakat Lirboyo memimpin sejak jaman kolonialisme Belanda dan Jepang. Pasukan PETA misalnya, dibentuk di Lirboyo dan Kiai Ibrahim mulai inisiatif (Banjar jasmine, Kiai-hukum Abdul Karim), sedangkan Hizbullah-Sabilillah Warriors dalam Kediri, disponsori oleh Kiai Mahrus Aly, yang kemudian menjadi embrio pembentukan Kodam V Brawijaya. Peran sentral tidak hanya berhenti di situ, hari-hari pemberontakan PKI tindakan sepihak yang dilancarkan di berbagai daerah pengasuh Lirboyo meningkatkan kesadaran untuk bertindak. Ketika Kiai Mahrus Aly Madiun dengan murid-muridnya pergi ke Madison untuk memadamkan pemberontakan PKI disana.Kiai Mahrus Aly bergabung brigade dan berhasil memadamkan pemberontakan S.Soerahmad sana. Gus Maksum sebagai dekat Kiai Mahrus Aly didapuk setiap penumpasan komandan lapangan. Komandan penumpasan PKI sabotase dan tindakan terorisme sepihak PKI hampir menembus seluruh nusantara, Kabupaten Kediri yang pulang Gus Maksum juga tak luput dari protes yang sedang berlangsung. Penculikan, penyerobotan tanah, pembunuhan dan tindakan brutal lainnya hampir menghiasi kehidupan Kabupaten Kediri. Melihat tindakan sewenang-wenang, Gus Maksum memiliki iman bahwa PKI telah sebagai partai politik resmi diakui oleh pemerintah telah melakukan pengkhianatan dan ingin merebut kekuasaan dan berubah menjadi Pancasila ideologi komunis. Sebagai Muslim Gus Maksum tidak rela jika Negara ini berubah menjadi sebuah negara komunis. Berbekal kemampuan dia, Gus Maksum sebagai sangat muda kemudian (usia 18 tahun) telah diberi mandat untuk menjadi Komandan Anti PKI, Dia yang secara terbuka berani menyatakan "Ganyang Partai Komunis" di Kediri. Dan itu telah dibuktikan oleh tindakannya. Acara Watu Ompak PKI strategi untuk membuat mereka selalu membuat kerusuhan kudeta dan provokasi, salah satu provokasi PKI menantang GP ANSOR untuk memainkan seni bela diri secara rutin sebulan sekali, secara kebetulan pada bagian dari PKI banyak yang merasa baik pada seni bela diri. Tantangan ini ditujukan kepada tiga sekolah dikecamatan Prambon, Nganjuk pesantren Selo Pengadilan, Bandung dan Kedungsari. Awalnya undangan Ansor dianggap sebagai bentuk semen persahabatan.Namun setiap pertandingan digelar, ejekan, agitasi, provokasi dan teror terus-menerus bertanya PKI. Pertandingan puncak yang digelar di Desa Watu Ompak, Prambon suasana begitu panas. Fighter dari PKI tampak percaya diri, mengetahui pada saat itu sangat dominan PKI Prambon daerah. Mereka terus memprovokasi Ansor "Aku berjalan ke neraka" dan kata-kata yang baik seperti mereka. Tetapi prajurit dari tindakan langsung Ansor mereka menunggu kedatangan Gus Maksum Kediri. Gus Maksum datang dan pergi pertandingan kearena berteriak dengan takbir "Allohu Akbar". Pada saat itu orang melihat Gus Maksum rambut berdiri dan menarik api, mencarinya kecakapan pemuda Ansor dan langsung menyerang PKI kemudian spontan mulai takut bahwa PKI banyak melarikan diri. Teror Kanigoro asrama perawatan Kanigoro Kiai Jauhari sering digunakan sebagai pelatihan mental (TC) oleh PII (mahasiswa Indonesia Islam) semua baru TC Jatim.Saat berlangsung beberapa hari, pada 13 Januari 1965 dini hari sekitar pukul 4:30, acara ini yang diadakan istighosah. Ketika acara sedang berlangsung dengan, serius tiba-tiba gerombolan PR (Young People), BTI (Barisan Tani Indonesia) dan underbow PKI lainnya-underbow serangan masuk dan merusak proses. Nomor Herd sekitar seribu orang yang dipimpin oleh kepala pelayan bernama Soerjadi PR Cabang, PKI berani melakukan tindakan seperti itu karena mereka adalah mayoritas Muslim, sementara hanya ada sekitar 10% dari total populasi Kanigoro. Berbekal pedang, parang, palu, pistol dan bahkan menyerang masjid, merusak, memukul dan menyerang para peserta TC, Kiai, ulama dan siapa pun di sana. Mereka menghancurkan apa pun di dalamnya, termasuk menginjak-injak pada Quran dan memperlakukan wanita di luar batas kesusilaan. Disertai dengan slogan-slogan seperti "mahasiswa menghancurkan ', menghancurkan sorban" dan lain-lain, mereka memegang Kiai peserta TC dan ulama, termasuk ulama Jauhari, dan mereka diserahkan ke kantor polisi Kras. Mendengar itu, sekitar pukul 08.00 WIB, Gus Maksum saat ini ada di Lirboyo langsung meluncur ke Kras polisi. Tapi ketika ia sampai di sana para sandera telah dibebaskan, Gus Maksumpun menuju Kanigoro dan membuat mereka dalam keadaan aman, Sementara masih tampak ketakutan dan trauma pada kejadian yang baru saja mereka alami, ketika mereka hendak pulang masing-masing banyak yang masih trauma dan ketakutan banyak perempuan yang menangis karena takut di tengah jalan.Maklum PKI diblokir rute Kanigoro menuju jalan raya (jalan raya Tulung grand-kediri) agak jauh kanan dan kiri yang tenang dan tidak ada penyelesaian tidak ada, Gus Maksum ahirnya mengawal mereka sendirian dan terus menjaga mereka untuk mendapatkan kendaraan. Teror Kanigoro mendapat reaksi yang sangat keras dari umat Islam, kususnya Kediri, dan teror-teror terus berlanjut, tidak lama atas kejadian tersebut, Banser GP Ansor dikerahkan di bawah komando Gus Maksum 8 truk menggempur PKI personel Kanigoro.
Labels: Budaya dan Wisata

Thanks for reading Sejarah Pagar Nusa . Please share...!

0 Comment for "Sejarah Pagar Nusa "

Back To Top